Friday 8 June 2012

Friday Punch-up!

Entah kenapa setiap Jumat selalu berlangsung sangat lama, terutama di kantor.
Pekerjaan tampaknya tak pernah berakhir. Untuk melengkapi kelamnya hari Jumat ini, hujan hebat mengguyur Jakarta. Hujan hebat, apalagi artinya kalau bukan macet yang menanti saat perjalanan pulang. Meeeeeh -____-"


Hari ini pasti pulang malam. Hari ini pasti ga akan sempet masak untuk makan malam.
Besok dan Minggu saya sudah punya rencana seharian. Tampaknya, akhir pekan ini saya takkan menyentuh perkakas dapur saya. Sigh.


Oya, semalam saya memasak untuk makan malam, loh! Meski lelah dan sedikit flu, saya kumpulkan segenap sisa-sisa energi saya--tapi sepertinya energi saya tidak cukup untuk mengabadikan gambar masakan semalam. Begitu selesai, tanpa basa-basi Spageti dan Kerang Aglio-olio itu langsung meluncur melewati kerongkongan dan masuk ke bilik-bilik di dalam perut sana untuk dicerna. And it tastes good! My boyfriend loves it too! 


Untuk resepnya, tidak jauh berbeda dengan resep aglio-olio saya sebelumnya. Tapi, pada hidangan ini, selain memakai kerang tentunya, saya coba masukkan timi kering. Entah terlalu sedikit atau apa, tapi saya tidak terlalu merasakan perbedaannya. Yang lainnya cukup standar, minyak zaitun, bawang putih, bawang bombai, cabai merah, peterseli, oregano, lada hitam, andalan saat membuat aglio-olio. Ada satu lagi tambahan di hidangan ini. Di atasnya saya taburkan bayam mentah! Yap, tidak dimasak. Hanya dibersihkan dan dicuci dengan air hangat. Rasanya? Delicioso! Bayamnya terasa renyak saat dikunyah. Ada sensasi "kresss" di tiap gigitan. Love it! Rasanya? Tidak jauh berbeda dengan bayam yang sudah dimasak, kok.Untuk kerangnya, sebelum dimasak, saya rendam dengan garam dan lemon. Sedikit usaha untuk menghilangkan rasa amisnya. 


***
Pada akhirnya, memasak memang salah satu cara saya untuk relaksasi. Semacam pengalihan dari dunia rutinitas. Bagaimanapun, memasak adalah proses kreatif. Memasak juga bisa dibilang sebuah seni. Apa pun yang berbau kreatif dan seni, tentu saja merupakan pelarian yang paling tepat dari kepenatan hari kita. Apalagi kalau kita memasak untuk orang yang kita sayang. It motivates you to cook from the heart. Lalu saat melihat mereka menyantap habis masakan kita, bilang kalau mereka suka dan berterima kasih atas makanannya, wah, it's priceless moment, I tell you.


As for my beloved Satya Prapanca, I thank you for finishing up your meal, help me clean the dishes, and of course, for giving me such a big motivation to cook! I






Ciao!

No comments:

Post a Comment