Saturday 6 March 2010

Tiga wanita Pecinta Kopi

Saya masih bersemangat mengenai resolusi saya saat memulai blogging. “Satu postingan per hari.” Sampai saat ini saya masih memenuhi janji saya tersebut. Kali ini saya akan bercerita mengenai kedua orang sahabat saya.

Saya mempunyai dua orang sahabat terdekat, Varadila dan Ulung Putri. Saat ini kami sedang mencoba menjadi penggiat blog. Meski dekat, namun kami memiliki karakter yang sangat berbeda. Hal tersebut bisa dilihat dari isi blog kami.

Vara, yang kini sedang sibuk merancang pesta pernikahannya. Isi blognya tak lain dan tak bukan adalah persiapannya menjelang pernikahannya yang tinggal beberapa minggu lagi. Ada juga cerita mengenai kehidupan percintaannya dengan pria yang kini menjabat sebagai cami (saya membaca ini di blog Vara, yang merupakan kependekan dari Calon Suami). Saat membacanya, pertama saya masih tak percaya salah seorang dari kami akhirnya ada yang akan menikah. Hahhaha. Bukannya apa-apa, namun kedua orang sahabat saya (termasuk juga saya) bukanlah tipe wanita yang membicarakan mengenai pernikahan masa depannya ketika bertemu. Namun semua itu berubah ketika Vara mendapat status sebagai Castri (ini singkatan saya sendiri dari Calon Istri) seseorang. Kini obrolan meja kopi kami pun diramaikan oleh hal-hal berbau pernikahan. Mulai dari catering, pelaminan, hingga remeh-temeh soal pesta resepsi. Saya dan Ulung mencoba membantu mempersiapkannya, namun sebagian besar tanggung jawab dipegang oleh kedua calon mempelai.

Ulung Putri, seorang pekerja keras, pemikir, dan pembenci kucing. Ia juga ikut memulai sebuah blog. Postingan pertamanya membuktikan bahwa peer pressure memang memiliki pengaruh kuat terhadap proses pembuatan keputusan, salah satunya keputusan menulis blog. Ulung mengaku ia blogging karena tak mau tertinggal dari saya dan Vara. Yang ia takuti, saat obrolan meja kopi kami dilaksanakan, saya dan Vara hanya membicarakan apa yang kami tulis di dalam blog kami. Hehehhee. Ya engga lah, Lung. Lagi pula meski lo ga bikin blog, lo kan tetep bisa subscribe ke blog gw sama Vara, dear. Hihihihi.

Ulung ini wanita yang sangat mandiri, pekerja keras, tegas, dan yang saya anggap nilai plus darinya: well organized. Meski kadang ia bisa berubah menjadi diktator sekelas der fuhrer. Varadila, wanita yang bisa dibilang penuh cobaan dalam hidupnya =D. Namun Vara ini wanita yang sangat tangguh. Dari semua cobaan, ia selalu berhasil melaluinya. Vara juga punya hoki yang berlebih. Salah satu contohnya ia sudah singgah ke beberapa negara di Eropa sana, tanpa bayar akomodasi!

Ulung adalah wanita yang bisa dibilang sedikit skeptis. Dulu saya paling benci menghadapi pertanyaannya yang dimulai dengan kata “kenapa”. Bisa tak habis jika berdebat dengannya. Namun karena itulah ia sangat piawai ketika menjadi seorang jurnalis. Sementara Vara, mungkin ia tipe happy-go-lucky seperti saya. Saya melihat sedikit kesamaan dalam diri Vara. Salah satunya ya itu, terkadang kami mungkin memang tidak mengincar untuk menjadi atau mendapatkan yang terbaik, namun kami selalu mencoba menjadikan yang tebaik dari apa yang kami miliki. Ya ga, Var?

Terkadang saya iri kepada kedua sahabat saya ini. Yang satu, terlihat sangat sukses di kariernya, penuh perencanaan, hidupnya tertata dengan baik. Yang satu lagi, hidupnya penuh keberuntungan, dan kini sudah siap menikah. Kehidupan saya pun sedikit banyak terpengaruh dari mereka. Mereka lebih dari sahabat bagi saya, mereka adalah keluarga saya.

Sebenarnya masih banyak yang bisa saya ceritakan mengenai dua wanita super ini. Namun seberapa banyak kata yang sanggup saya tulis, takkan mampu menggambarkan sebesar apa rasa sayang saya kepada mereka berdua. Mungkin saya akan menulis lagi tentang mereka di lain kesempatan. Maybe I’m gonna bitching about them someday. Hehhee. Just kidding.




Cheers,

Louisa

1 comment:

  1. aaihh..ko aku ndak bisa ngefollow kamu yah...Mir, dibikin biar bisa follow donks...

    ReplyDelete