Thursday 4 March 2010

Pre-Bali Trip. Part 1

Akhirnyaaaa… akhir Maret segera tiba. Saat itu saya dan dua orang rekan kantor sudah berencana untuk berlibur ke Bali. Kami bertiga masuk ke kantor kurang lebih pada saat yang bersamaan pada tahun 2008. Karena sama-sama ”anak baru” kami pun lekas akrab. Sejak dulu kami merencanakan untuk pergi berlibur bersama. Namun hanya sekadar mengunjungi kota kembang pun rencana kami tak pernah terwujud. Akhirnya salah seorang dari kami, Wanda, kembali melempar topik liburan bersama, kali ini ke Bali, dan langsung disambut dengan antusias oleh saya dan Prita. Kami pun mulai mencari ”hari bagus” untuk merealisasikannya, dan menetapkan akan berangkat di minggu terakhir bulan Maret. Oh ya, liburan kali ini kami akan mengajak seorang dari Malaysia bernama Masrohaina. Masro ini bekerja di bawah payung perusahaan yang sama, hanya saja berlokasi di Negeri Jiran sana. ’Kan ceritanya perusahaan tempat kami bekerja ini globaaaaaaal =D.

Setelah semua sepakat mengenai tanggal keberangkatan, kami mulai menyusun rencana. Dimulai dengan rencana mengambil cuti bersama. Awalnya kami agak sungkan untuk mengajukan cuti secara berbarengan. Saat hendak mengirim surat permohonan cuti, kami pun berdiskusi panjang lebar. Apakah sebaiknya kami mengirim surat permohonan masing-masing di hari yang berbeda? Toh tak ada bedanya. Bos kami juga pasti akan menyadari kami meminta cuti di tanggal yang sama. Kami pun melakukan simulasi kecil-kecilan melalui skype. Mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang kira-kira akan diajukan sang bos. Akhirnya kami memutuskan mengirim surat permohonan secara bersamaan. Satu, dua, tiga, send!!!! Tak lama bos menyapa kami melalui skype. Hal sudah kami prediksi sebelumnya. Namun ternyata pertanyaannya tak seperti saat simulasi kami tadi. Beliau hanya menanyakan kenapa kami bisa meminta cuti di tanggal yang sama. Untungnya. Permohonan cuti, beres!

Kini saatnya memesan tiket. Wanda bertugas untuk memantau harga tiket pesawat. Setiap harinya ia pun memberi perkembangan harga kepada kami. Saya dan Prita selalu menjawab, ”Sabar, tunggu yang termurah.” Akhirnya kam mendapat tiket PP seharga 800-an (yang ternyata beberapa hari lalu ada tiket seharga 500-an, PP). Ya sudah lah yaaa... emang takdirnya harus hambur-hambur. Hehehehe.

Tiket sudah terbeli. Langkah selanjutnya: Survey! Mulai dari hotel, tujuan wisata, rental mobil, water sport.,tempat makan, dan tak ketinggalan tempat untuk ”menghabiskan malam”. Untuk urusan ini, Wanda dan Prita mengurus masalah survey-survey ini. Kebetulan jadwal pekerjaan Wanda tak sepadat saya. Perkembangan mengenai hasil survey selalu dibagi melalu skype. Saya sih hanya manut saja. Wong ga sempet baca-baca semua link-link itu. Hehehhe. Lalu semua hasil survey dikumpulkan dan dikategorisasikan. Masro hanya menerima pemutakhiran melalui email dan skype. Wanda dan Prita memang jagoan saat berurusan dengan survey-mensurvey =D.



Malam tadi, saya, Prita, dan Wanda berkumpul untuk membahas hasil penemuan, memperkirakan budget, dan menyusun rundown. Hwaaaa... jadi ga sabar menunggu akhir Maret!!! Dua puluh tiga hari lagi!!! Namun, kami masih harus melalui bulan Maret yang berat di kantor. Salah satunya, menghadapi Oscar di awal minggu depan. Hiks.


Cheers,

Louisa

No comments:

Post a Comment